Hellow all..
yupz..ini tulisan
pertama di tahun 2013..udah lama ga otak atik blog,,saking sibuknyaa (hahahaha)
Tulisan kali ini
akan membahas tentang pemeriksaan TORCH (Toxoplasmosisi, other infections, rubella, cytomegalovirus dan herpes simplex virus). Pemeriksaan TORCH ini biasa dilakukan oleh orang2
yang dlm persiapan kehamilan, apalagi orang2 yg sering berinteraksi dengan
"hewan tertuduh" penyebab toxo.. (#pukpuk mpuuus)..
Dua puluh tahun yang lalu,
perhatian ditujukan pada sekumpulan penginfeksi yang dapat menyebabkan bayi
lahir dengan kelainan kongenital, yaitu Toksoplasma, Rubella,Cytomegalovirus, dan Herpes
simplex yang disingkat TORCH. Kemudian, arti TORCH
diperluas dengan mengartikan huruf O sebagai "Other diseases"
seperti syphilis, infeksi streptococcus group B,
listeriosis, dll. Semua infeksi ini mempunyai beberapa
persamaan, yaitu pada infeksi maternal biasanya asimptomatik dan berlalu tanpa
diketahui. Tapi, akibatnya pada janin bervariasi mulai, dari tanpa gejala
sampai gejala yang berat atau bahkan menyebabkan kematian, atau ditemui anak
yang bertahan hidup dengan gejala-gejala yang terkait dengan otak, paru-paru,
mata, dan telinga.
Infeksi Chlamidia trachomatis dapat
dimasukkan ke dalam huruf C.
Huruf H dapat meliputi Hepatitis B
virus, Hepatitis C virus, Human Immunodeficiency virus(HIV) danHuman
Papilloma virus(HPV)
Toxoplasma gondii adalah
parasit protozoa yang merupakan salah satu penyebab kelainan kongenital yang
cukup dominan dibandingkan penyebab lainnya yang tergolong dalam TORCH. Hospes
primernya adalah kucing. Kucing ini telah mempunyai imunitas, tetapi pada saat
reinfeksi mereka dapat menyebarkan kembali sejumlah kecil ookista. Ookista ini
dapat menginfeksi manusia dengan cara memakan daging, buah-buahan, atau sayuran
yang terkontaminasi atau karena kontak dengan faeces kucing. Dalam sel–sel
jaringan tubuh manusia, akan terjadi proliferasi trophozoit sehingga sel–sel tersebut
akan membesar. Trophozoit akan berkembang dan terbentuk satu kista dalam sel,
yang di dalamnya terdapat merozoit. Kista biasanya didapatkan di jaringan otak,
retina, hati, dan lain-lain yang dapat menyebabkan kelainan pada organ-organ
tersebut, seperti microcephali, cerebral kalsifikasi, chorioretinitis, dll.
Kista toksoplasma ditemukan dalam daging babi atau daging kambing. Sementara
itu, sangat jarang pada daging sapi atau daging ayam. Kista toksoplasma yang
berada dalam daging dapat dihancurkan dengan pembekuan atau dimasak sampai
dagingnya berubah warna. Buah atau sayuran yang tidak dicuci juga dapat
menstranmisikan parasit yang dapat dihancurkan dengan pembekuan atau
pendidihan. Infeksi T.gondii biasanya tanpa gejala dan berlalu
begitu saja. Setelah masa inkubasi selama lebih kurang 9 hari, muncul gejala
flu seperti lelah, sakit kepala, dan demam yang dapat muncul hampir bersamaan
dengan limpadenopati, terutama di daerah serviks posterior.
Rubella
Kematian pada post natal rubella biasanya disebabkan oleh
enchepalitis. Pada infeksi awal, virus akan masuk melalui traktus respiratorius
yang kemudian akan menyebar ke kelenjar limfe sekitar dan mengalami
multiplikasi serta mengawali terjadinya viremia dalam waktu 7 hari. Janin dapat
terinfeksi selama terjadinya viremia maternal. Saat ini, telah diketahui bahwa
infeksi plasenta terjadi pada 80% kasus dan risiko kerusakan jantung, mata,
atau telinga janin sangat tinggi pada trisemester pertama. Jika infeksi
maternal terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu, 60% bayi akan terinfeksi.
Kemudian, risiko akan menurun menjadi 17% pada minggu ke-14 dan selanjutnya
menjadi 6% setelah usia kehamilan 20 minggu. Akan tetapi, plasenta biasanya
terinfeksi dan virus dapat menjadi laten pada bayi yang terinfeksi kongenital
selama bertahun-tahun.
Cytomegalovirus (CMV)
Penyakit yang disebabkan oleh Cytomegalovirus dapat terjadi secara kongenital
saat bayi atau infeksi pada usia anak. Kadang-kadang, CMV juga dapat
menyebabkan infeksi primer pada dewasa, tetapi sebagian besar infeksi pada usia
dewasa disebabkan reaktivasi virus yang telah didapat sebelumnya. Infeksi kongenital
biasanya disebabkan oleh reaktivasi CMV selama kehamilan. Di negara berkembang,
jarang terjadi infeksi primer selama kehamilan, karena sebagian besar orang
telah terinfeksi dengan virus ini sebelumnya. Bila infeksi primer terjadi pada
ibu, maka bayi akan dapat lahir dengan kerusakan otak, ikterus dengan
pembesaran hepar dan lien, trombositopenia, serta dapat menyebabkan retardasi
mental. Bayi juga dapat terinfeksi selama proses kelahiran karena terdapatnya
CMV yang banyak dalam serviks. Penderita dengan infeksi CMV aktif dapat
mengekskresikan virus dalam urin, sekret traktus respiratorius, saliva, semen,
dan serviks. Virus juga didapatkan pada leukosit dan dapat menular melalui
tranfusi.
Herpes Simpleks (HSV)
HSV merupakan virus DNA yang dapat diklasifikasikan ke dalam HSV 1
dan 2. HSV 1 biasanya menyebabkan lesi di wajah, bibir, dan mata, sedangkan HSV
2 dapat menyebabkan lesi genital. Virus ditransmisikan dengan cara berhubungan
seksual atau kontak fisik lainnya. Melalui inokulasi pada kulit dan membran
mukosa, HSV akan mengadakan replikasi pada sel epitel, dengan waktu inkubasi 4
sampai 6 hari. Replikasi akan berlangsung terus sehingga sel akan menjadi lisis
serta terjadi inflamasi lokal. Selanjutnya, akan terjadi viremia di mana virus
akan menyebar ke saraf sensoris perifer. Di sini virus akan mengadakan
replikasi yang diikuti penyebarannya ke daerah mukosa dan kulit yang lain.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, herpes genital telah mengalami
peningkatan. Akan tetapi, untungnya herpes neonatal agak jarang terjadi,
bervariasi dari 1 dalam 2.000 sampai 1 dalam 60.000 bayi baru lahir. Tranmisi
terjadi dari kontak langsung dengan HSV pada saat melahirkan. Risiko infeksi
perinatal adalah 35--40% jika ibu yang melahirkan terinfeksi herpes genital
primer pada akhir kehamilannya.
PEMERIKSAAN
Diagnosa terhadap toksoplasmosis berdasarkan gejala klinis susah
dilakukan, karena baik hewan ataupun manusia yang terinfeksi tidak menunjukkan
gejala yang khas. Untuk mengetahuinya, dapat dilakukan uji serologi. Uji
serologi yang dapat dilakukan antara lain dengan melihat jumlah Ig G dan Ig M.
Didalam tubuh manusia terdapat beberapa kelas antibodi (sejenis
protein) yang dapat ditemukan dalam darah
dan cairan jaringan, yang disebut Imunoglobulin. Imunoglobulin tersebut diproduksi oleh sel-sel pada sistem
kekebalan yang dikenal sebagai B-limfosit. Fungsi sel-sel
tersebut adalah untuk
mengikat zat dalam tubuh yang dikenal sebagai antigen benda
asing (seringkali protein pada permukaan bakteri dan
virus). Pengikatan ini sangat penting dalam penghancuran mikroba
yang membawa antigen tersebut.
Immunoglobulin M di sisi
lain ditemukan paling banyak dalam cairan getah bening dan
darah. Ia merupakan antibodi pertama yang
diproduksi oleh janin manusia. IgM juga merupakan antibodi pertama
yang diproduksi dalam kasus eksposur terhadap penyakit tertentu dalam fase infeksi akut. Jumlahnya kira-kira enam kali lebih
besar dari IgG dan multivalent. IgM adalah
antibodi sementara yang hilang dalam waktu
dua atau tiga minggu, yang kemudian digantikan
oleh IgG yang berlangsung selama hidup dan memberikan
kekebalan abadi kepada orang tersebut.
Immunoglobulin G atau IgG merupakan antibodi yang ditemukan paling
melimpah dalam tubuh manusia. Ia ditemukan dalam semua cairan tubuh dan
melindungi tubuh manusia terhadap serangan bakteri dan virus.. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan
terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan
rasio serum sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari
bergantung pada sub-tipe. Molekul IgG dibentuk dan diedarkankan oleh sel plasma dalam 4 sub-tipe IgG1, IgG2, IgG3, IgG4.
IgG adalah antibodi pertama yang terlibat dalam respon imunitas lanjutan. Keberadaan IgG tertentu
pada umumnya diartikan sebagai puncak respon antibodi terhadap antigen
Pada waktu pertama kali terinfeksi (infeksi primer), tubuh manusia
akan membentuk senyawa protein IgM (Immunoglobulin M) sebagai reaksi
terhadap masuknya mahluk asing ke dalam tubuh. Senyawa protein ini dalam waktu
relatif singkat langsung terbentuk begitu tubuh terkena infeksi. Antibodi IgM
akan muncul di minggu pertama terjadinya infeksi, mencapai puncak pada satu
bulan, kemudian mengalami penurunan. Pada beberapa individu, IgM dapat tetap
terdeteksi beberapa tahun setelah infeksi primer. Namun, secara perlahan-lahan,
IgM ini akan menghilang dalam waktu 1-24 bulan kemudian dan bisa timbul lagi
bila yang bersangkutan terinfeksi kembali.
Kira-kira 4 minggu setelah terjadinya infeksi primer akan
terbentuk pula IgG (Immunoglobulin G) yang merupakan suatu zat penangkis
atau kekebalan tubuh. IgG ini juga merupakan protein dengan berat molekul
besar. Adanya IgG menunjukkan bahwa dalam tubuh telah terbentuk kekebalan.
Jadi, bila titer/angkanya positif berarti tubuh telah membentuk kekebalan
terhadap mahluk penyebab infeksi. Secara teoretis IgG ini akan menetap di dalam
tubuh. Hanya, kadarnya dapat naik atau turun sesuai kondisi kesehatan
seseorang. Namun, pada kebanyakan kasus, IgG terus naik dan IgM menetap.
Interpretasi Ig M dan Ig G
a. bila IgG (-) dan IgM (+)
Kasus ini jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal
infeksi. Harus diperiksa kembali 3 minggu kemudian untuk melihat apakah
IgG perubah menjadi (+). Bila tidak berubah, maka IgM tidak spesifik,
yangbersangkutan tidak terinfeksi Toxoplasma.
b. bila IgG (-) dan IgM (-)
Belum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi.
c. bila IgG (+) dan IgM (+)
Kemungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga
infeksi lampau tapi IgM nya masih terdeteksi (persisten=lambat hilang). Oleh
sebab itu perlu dilakukan tes IgG affinity langsung pada serum yang sama untuk
memperkirakan kapan infeksinya terjadi, apakah sebelum atau sesudah
hamil. Keadaan ini perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan Aviditas IgG. Bila
aviditas IgG tinggi, menunjukkan infeksi didapat lebih dari empat bulan yang
lalu
d. bila IgG (+) dan IgM (-)
Pernah terinfeksi sebelumnya. Bila pemeriksaan dilakukan pada awal
kehamilan, berarti infeksinya terjadi sebelum kehamilan dan saat ini telah
memiliki kekebalan. Bagi penderita yang sudah pernah terpapar, nilai IgG
tidak akan kembali ke angka negatif or nol.