Rabu, 17 Juli 2013

Warna dan Pola Warna Pada Kucing

Kucing dengan segala keindahannya ternyata mempunyai berbagai macam warna serta pola warna tertentu. Bagi orang awam, warna bulu kucing  mungkin tidak lebih dari warna-warna yang mudah dikenali seperti putih, hitam, abu-abu dan  kuning. Kalaupun ada variasi tambahan biasanya cuma ditambah kata belang atau loreng.
Nyatanya ada banyak kombinasi warna dan pola warna bulu pada kucing. Yang lebih membingungkan warna yang sama pada ras tertentu mempunyai sebutan yang berbeda. Contohnya warna hitam (black) pada ras siamese dan persian himalayan disebut  seal. Sedangkan pada ras oriental disebut ebony.
Setiap organisasi atau klub besar penggemar kucing di dunia, mempunyai standar dan ketentuan yang berbeda mengenai warna dan pola warna kucing. Jadi bisa saja warna yang sama mempunyai sebutan yang berbeda disetiap organisasi.
Bahasa indonesia mempunyai keterbatasan dalam mengenali dan menyebut macam-macam warna. Kita hanya mengenal 2 macam variasi warna cokelat, yaitu cokelat muda dan cokelat tua. Beberapa istilah dalam dunia perkucingan  bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia, artinya menjadi jauh berbeda. Seperti  warna Red pada kucing bukanlah warna merah sebenarnya, tetapi berupa warna kuning atau kuning tua. Di  dunia perkucingan, warna abu-abu disebut blue. Oleh karena itu untuk selanjutnya berbagai istilah warna pada artikel ini, tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tetapi tetap menggunakan istilah asalnya.
Warna dasar kucing sebenarnya ada empat, yaitu : black (hitam), chocolate (cokelat), Red (Kuning tua)  dan white (putih). Berbagai warna turunan dari warna dasar berupa blue (abu-abu), Lilac (coklat muda), Fawn ( lebih muda dari lilac) dan cream (krem).
Terdapat berbagai bentuk kombinasi dari delapan warna dasar di atas. Setiap kombinasi warna membentuk pola tertentu. Pola warna yang terdapat pada kucing adalah :
-         Solid (satu warna)
-         Bicolor, Van & Harlequin(kombinasi warna putih dengan warna lain)
-         Tortoiseshell/tortoishell (sering disingkat dengan sebutan tortie)
-         Tabby (warna loreng seperti harimau).  Lihat juga :Contoh warna tabby.
-         Shaded, Smoke & Shell
-         Colourpoint (seperti pada ras siam dan persian himalayan)


Tortie dan Torbie

Tortoiseshell dan Tortoiseshell Tabby
Tortie adalah kependekan dari tortoiseshell. Tortie adalah kombinasi dari dua warna solid red dan black dengan batas-batas yang tidak jelas (campur aduk). Hampir semua kucing tortie berjenis kelamin betina. Kita mengetahui betina memiliki kromosom sex XX, sedangkan jantan XY. Karena warna red dan black terikat pada kromosom X, jadi warna tersebut hanya bisa muncul secara bersamaan pada kucing betina (XX).
Kalaupun ada kucing jantan berwarna tortie, artinya kucing jantan itu mengalami kelainan kromosom (kelebihan kromosom). Kucing jantan berwarna tortie bisa dianggap kucing "banci"  karena memliki kromosom XXY (normalnya hanya XX atau XY).
Warna utama tortie adalah black. Luas daerah yang berwarna red sangat bervariasi. Beberapa tortie mempunyai warna red lebih  banyak dari black. Warna ini disebut juga Reverse tortie.
Torbie adalah kependekan dari tortoiseshell-tabby. Torbie adalah kombinasi dua warna tortie dan tabby. Bagi orang awam agak sulit membedakan tortie dengan torbie. Cara termudah mengenali torbie adalah dengan mengenali bentuk seperti huruf  "M"yang terletak di atas hidung atau pola tabby pada daerah (helai  bulu) yang berwarna hitam.
Aturan penulisan warna/pola
Tortoishell/tortie :
Warna solid diikuti "tortie/tortoishell"
Contoh : blue tortie,black tortie, dll.
Torbie :
Warna solid diikuti pola tabby kemudian "torbie"
Contoh : brown mackerel torbie, sivel classic torbie, dll.
lihat juga : Pola Warna Tabby dan Contoh Pola Warna Tabby
contoh warna Tortie dan Tabby......
Blue Tortie
Blue Tortie
Black tortie
Black Tortie
Black Tortie
Black Tortie/Reverse Tortie
Torbie
Silver Classic Torbie (gabungan tortie dan tabby)
Brown Classic Torbie
Brown Classic Torbie
Brown Mackerel Tabby
Brown Mackerel Tabby




Warna Solid

Kucing berwarna solid artinya bulu kucing tersebut hanya mempunyai satu warna. Warna-warna solid biasanya adalah  warna dasar, seperti : black, blue, chocolate, lilac, fawn,red, cream dan white. Warna-warna dasar ini bukan satu patokan yang mutlak. Beberapa orang ada berpendapat  warna dasar hanya ada empat, yaitu : black, chocolate,red dan white sedangkan warna lainnya merupakan variasi dari keempat warna tersebut.
Beberapa warna yang mempunyai padanan kata dalam bahasa Indonesia biasanya sudah kita kenal. Untuk warna abu-abu, dalam dunia perkucingan biasanya disebut blue. Sedangkan red merupakan istilah unntuk kuning tua. Beberapa istilah lain yang baru bagi orang awam adalah lilac dan fawn. Kedua warna ini hampir sama, seperti campuran warna cokelat dengan hijau muda, bedanya lilac lebih gelap dari fawn.
 Black
Black
Blue
Blue

Chocolate
Chocolate


Lilac
 

Fawn
Fawn
Red
Red

Cream
Cream

White
White



Warna Colorpoint

Pola warna colorpoint adalah pola warna yang terbentuk dari warna solid atau tabby yang terdapat di daerah sekitar telinga, hidung (muka), ujung kaki, dan ekor. Contoh paling mudah warna ini terdapat pada kucing siam.
Kebanyakan orang masih menganggap kucing dengan warna colorpoint adalah kucing siam, padahal masih banyak ras yang mempunyai warna ini, seperti : ragdoll,birman, balinese dan tonkinese. Beberapa ras lain seperti siberian, cornish rex dan exotic shorthair juga bisa memiliki warna ini. Yang pasti semua kucing dengan warna colorpoint mempunyai mata berwarna biru.
Seperti warna tabby yang terdapat pada  tortie, warna tabby juga bisa terdapat pada colorpoint. Warna ini disebut Lynx point. Pola tabby dapat dikenali dengan mudah bila terdapat tanda seperti huruf  "M" di daerah atas mata.
Pada saat lahir, semua kucing colorpoint berwarna putih. Baru beberapa hari sampai beberapa minggu warna point mulai muncul. Warna point akan semakin pekat bila kucing hidup di daerah dingin. Sebaliknya warna point akan menjadi pucat bila kucing hidup di daerah panas.
Aturan penulisan warna & pola
Nama/penulisan warna mengikuti urutan berikut ini :
Warna dasar/solid Âdiikuti kata point atau lynx point (untuk tabby)
Contoh : seal point, seal lynx point, dll
foto-foto colorpoint ......

Sealpoint
Redpoint
Redpoint
bluepoint
Bluepoint
Seal Lynxpoint
Seal Lynxpoint, warna tabby pada warna point. Ciri tabby terdapat tanda seperti huruf "M" di atas mata
Bluelynx point
Blue Lynxpoint



Contoh Pola Warna Tabby

Tabby adalah pola warna loreng seperti pada harimau. Pola warna ini berkombinasi dengan berbagai warna dasar. Berikut ini beberapa contoh warna dan pola warna tabby dengan berbagai variasinya.
                 
Blotch/Classic Tabby
Brown Classic Tabby 
Brown Classic Tabby
Mackerel Tabby
Brown mackerel tabby  
Brown mackerel tabby
Spotted Tabby
Silver Spotted Tabby
Silver Spotted Tabby
Ticked/Agouti Tabby
Brown Ticked tabby
Brown Ticked tabby


Red Classic Tabby    Silver Classic tabby
Red Classic Tabby                         Silver Classic tabby
Blue Mackerel tabby  Silver mackerel tabby
Blue Mackerel Tabby                          Silver mackerel tabby
cream spotted tabby  Brown Spotted Tabby 
      Cream spotted tabby                   Brown Spotted Tabby
Silver Ticked Tabby  Red Ticked tabby
Silver Ticked Tabby                       Red Ticked tabby




Kombinasi Dengan Warna Putih

Semua warna dan pola warna dapat berkombinasi dengan warna putih. Hal ini disebabkan sifat gen warna putih yang dominan. Sifat gen warna putih ini dikenal dengan white spotting gene. Semua jenis warna seperti solid, tortie, tabby dan pointed (colorpoint) dapat berkombinasi denga warna putih.
Letak dan proporsi warna putih dengan warna lain sangat bervariasi. Ada banyak macam pola kombinasi dengan warna putih (dengan berbagai macam nama pula) seperti van, harlequin, mitted, bicolor, tux, dll. Secara sederhana ada tiga macam kombinasi warna dengan putih, yaitu Van, harlequin dan bicolor.
Beberapa ras kucing mempunyai kombinasi pola warna putih yang spesifik. Ras Ragdoll mempunyai pola warna gabungan colorpoint dengan putih. Pola van selalu muncul pada ras turkish van.
Van adalah pola kombinasi dengan warna putih, dimana warna lainnya hanya muncul disekitar ekor dan daerah sekitar kedua telinga (kepala). Setidaknya 2/3 bagian badan harus berwarna putih. Bagian yang berwarna selain putih tidak lebih dari 2 spot di bagian muka, maksimum 3 spot kecil dibagian badan atau kaki. Ekor harus berwarna selain putih.
Sesuai namanya, contoh warna ini terdapat pada ras Turkish Van. Kucing ras ini hanya diakui bila pola warna yang muncul adalah pola van.
Lihat juga : Turkish van
 Pola Van
Harlequin mempunyai warna putih antara ¼ sampai ½  bagian dari tubuh. Bagian berwarna maksimum 2 spot di bagian muka, maksimum 2 spot besat atau 4 spot kecil di badan dan ekor tidak boleh berwarna putih.
 harlequin
Bicolor mempunyai proporsi kedua warna yang lebih seimbang, sekitar 50-75 % dari badan berwarna putih. Biasanya warna putih terdapat dibagian bawah (dada, perut dan kaki) sedangkan warna lainnya terdapat dibagian punggung.
 bicolor
Penulisan Pola Warna
Warna/pola warna selain putih diikuti and white kemudian diikuti jenis pola kombinasinya.
Contoh : black and white van, seal tortie point and white.
Kadang-kadang orang lebih suka menyingkat penyebutan dengan menghilangkan kata pola kombinasi (van, bicolor & harlequin). Tetapi biasanya, bila disebutkan tanpa pola kombinasi (van, bicolo & harlequin) lebih merujuk ke bicolor. Contoh bila orang menyebutkan blue tortie and white, berati merujuk ke blue tortie and white bicolor.
Contoh kombinasi warna dengan putih ...
Kombinasi Dengan Warna Solid



Cream & White

Black & White
Kombinasi Dengan Warna Tabby

Brown Classic Tabby & White

Silver Tabby & White Van
Kombinasi Dengan Warna Tortie/Torbie

Black Tortie & White

Silver Classic Torbie & White

Blue Tortie & White
Kombinasi Dengan Warna Point (Colorpoint)

Seal point & White, Blue point & White

Seal Tortie Point & White

Seal point & white mitted (warna putih seperti sarung tangan)

Sumber: www.kucingkita.com (drh. Neno WS)

Jumat, 28 Juni 2013

gut bye my pricess moneta cantiqua alburenta...(240613)




Bye momonku sayaang,,di sana kamu udah ga perlu ngerasain sakit lagi yaaa nak...4 tahun bersama emg terasa kurang,,,semoga nanti kita bs ketemu lagi... T.T
RIP Moneta Cantiqua Alburenta @24 June 2013

Rabu, 15 Mei 2013

Interpretasi Ig M dan Ig G pada Pemeriksaan TORCH


Hellow all..
yupz..ini tulisan pertama di tahun 2013..udah lama ga otak atik blog,,saking sibuknyaa (hahahaha)

Tulisan kali ini akan membahas tentang pemeriksaan TORCH (Toxoplasmosisi, other infections, rubella, cytomegalovirus dan herpes simplex virus). Pemeriksaan TORCH ini biasa dilakukan oleh orang2 yang dlm persiapan kehamilan, apalagi orang2 yg sering berinteraksi dengan "hewan tertuduh" penyebab toxo.. (#pukpuk mpuuus)..


Dua puluh tahun yang lalu, perhatian ditujukan pada sekumpulan penginfeksi yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan kelainan kongenital, yaitu ToksoplasmaRubella,Cytomegalovirus, dan Herpes simplex yang disingkat TORCH. Kemudian, arti TORCH diperluas dengan mengartikan huruf O sebagai "Other diseases" seperti syphilis, infeksi streptococcus group B, listeriosis, dll. Semua infeksi ini mempunyai beberapa persamaan, yaitu pada infeksi maternal biasanya asimptomatik dan berlalu tanpa diketahui. Tapi, akibatnya pada janin bervariasi mulai, dari tanpa gejala sampai gejala yang berat atau bahkan menyebabkan kematian, atau ditemui anak yang bertahan hidup dengan gejala-gejala yang terkait dengan otak, paru-paru, mata, dan telinga.
Infeksi Chlamidia trachomatis dapat dimasukkan ke dalam huruf C. Huruf H dapat meliputi Hepatitis B virus, Hepatitis C virus, Human Immunodeficiency virus(HIV) danHuman Papilloma virus(HPV)


Toksoplasma
Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang merupakan salah satu penyebab kelainan kongenital yang cukup dominan dibandingkan penyebab lainnya yang tergolong dalam TORCH. Hospes primernya adalah kucing. Kucing ini telah mempunyai imunitas, tetapi pada saat reinfeksi mereka dapat menyebarkan kembali sejumlah kecil ookista. Ookista ini dapat menginfeksi manusia dengan cara memakan daging, buah-buahan, atau sayuran yang terkontaminasi atau karena kontak dengan faeces kucing. Dalam sel–sel jaringan tubuh manusia, akan terjadi proliferasi trophozoit sehingga sel–sel tersebut akan membesar. Trophozoit akan berkembang dan terbentuk satu kista dalam sel, yang di dalamnya terdapat merozoit. Kista biasanya didapatkan di jaringan otak, retina, hati, dan lain-lain yang dapat menyebabkan kelainan pada organ-organ tersebut, seperti microcephali, cerebral kalsifikasi, chorioretinitis, dll. Kista toksoplasma ditemukan dalam daging babi atau daging kambing. Sementara itu, sangat jarang pada daging sapi atau daging ayam. Kista toksoplasma yang berada dalam daging dapat dihancurkan dengan pembekuan atau dimasak sampai dagingnya berubah warna. Buah atau sayuran yang tidak dicuci juga dapat menstranmisikan parasit yang dapat dihancurkan dengan pembekuan atau pendidihan. Infeksi T.gondii biasanya tanpa gejala dan berlalu begitu saja. Setelah masa inkubasi selama lebih kurang 9 hari, muncul gejala flu seperti lelah, sakit kepala, dan demam yang dapat muncul hampir bersamaan dengan limpadenopati, terutama di daerah serviks posterior.

Rubella
Kematian pada post natal rubella biasanya disebabkan oleh enchepalitis. Pada infeksi awal, virus akan masuk melalui traktus respiratorius yang kemudian akan menyebar ke kelenjar limfe sekitar dan mengalami multiplikasi serta mengawali terjadinya viremia dalam waktu 7 hari. Janin dapat terinfeksi selama terjadinya viremia maternal. Saat ini, telah diketahui bahwa infeksi plasenta terjadi pada 80% kasus dan risiko kerusakan jantung, mata, atau telinga janin sangat tinggi pada trisemester pertama. Jika infeksi maternal terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu, 60% bayi akan terinfeksi. Kemudian, risiko akan menurun menjadi 17% pada minggu ke-14 dan selanjutnya menjadi 6% setelah usia kehamilan 20 minggu. Akan tetapi, plasenta biasanya terinfeksi dan virus dapat menjadi laten pada bayi yang terinfeksi kongenital selama bertahun-tahun.

Cytomegalovirus (CMV)
Penyakit yang disebabkan oleh Cytomegalovirus dapat terjadi secara kongenital saat bayi atau infeksi pada usia anak. Kadang-kadang, CMV juga dapat menyebabkan infeksi primer pada dewasa, tetapi sebagian besar infeksi pada usia dewasa disebabkan reaktivasi virus yang telah didapat sebelumnya. Infeksi kongenital biasanya disebabkan oleh reaktivasi CMV selama kehamilan. Di negara berkembang, jarang terjadi infeksi primer selama kehamilan, karena sebagian besar orang telah terinfeksi dengan virus ini sebelumnya. Bila infeksi primer terjadi pada ibu, maka bayi akan dapat lahir dengan kerusakan otak, ikterus dengan pembesaran hepar dan lien, trombositopenia, serta dapat menyebabkan retardasi mental. Bayi juga dapat terinfeksi selama proses kelahiran karena terdapatnya CMV yang banyak dalam serviks. Penderita dengan infeksi CMV aktif dapat mengekskresikan virus dalam urin, sekret traktus respiratorius, saliva, semen, dan serviks. Virus juga didapatkan pada leukosit dan dapat menular melalui tranfusi.

Herpes Simpleks (HSV)
HSV merupakan virus DNA yang dapat diklasifikasikan ke dalam HSV 1 dan 2. HSV 1 biasanya menyebabkan lesi di wajah, bibir, dan mata, sedangkan HSV 2 dapat menyebabkan lesi genital. Virus ditransmisikan dengan cara berhubungan seksual atau kontak fisik lainnya. Melalui inokulasi pada kulit dan membran mukosa, HSV akan mengadakan replikasi pada sel epitel, dengan waktu inkubasi 4 sampai 6 hari. Replikasi akan berlangsung terus sehingga sel akan menjadi lisis serta terjadi inflamasi lokal. Selanjutnya, akan terjadi viremia di mana virus akan menyebar ke saraf sensoris perifer. Di sini virus akan mengadakan replikasi yang diikuti penyebarannya ke daerah mukosa dan kulit yang lain.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, herpes genital telah mengalami peningkatan. Akan tetapi, untungnya herpes neonatal agak jarang terjadi, bervariasi dari 1 dalam 2.000 sampai 1 dalam 60.000 bayi baru lahir. Tranmisi terjadi dari kontak langsung dengan HSV pada saat melahirkan. Risiko infeksi perinatal adalah 35--40% jika ibu yang melahirkan terinfeksi herpes genital primer pada akhir kehamilannya.

PEMERIKSAAN


Diagnosa terhadap toksoplasmosis berdasarkan gejala klinis susah dilakukan, karena baik hewan ataupun manusia yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang khas. Untuk mengetahuinya, dapat dilakukan uji serologi. Uji serologi yang dapat dilakukan antara lain dengan melihat jumlah Ig G dan Ig M.

Didalam tubuh manusia terdapat beberapa kelas antibodi (sejenis protein) yang dapat ditemukan dalam darah dan cairan jaringan, yang disebut Imunoglobulin. Imunoglobulin tersebut diproduksi oleh sel-sel pada sistem kekebalan yang dikenal sebagai B-limfosit. Fungsi sel-sel tersebut adalah untuk mengikat zat dalam tubuh yang dikenal sebagai antigen benda asing (seringkali protein pada permukaan bakteri dan virus). Pengikatan ini sangat penting dalam  penghancuran mikroba yang membawa antigen tersebut.

Immunoglobulin M di sisi lain ditemukan paling banyak dalam cairan getah bening dan darah. Imerupakan antibodi pertama yang diproduksi oleh janin manusia. IgM juga merupakan antibodi pertama yang diproduksi dalam kasus eksposur terhadap penyakit tertentu dalam fase infeksi akut. Jumlahnya kira-kira enam kali lebih besar dari IgG dan multivalent. IgM adalah antibodi sementara yang hilang dalam waktu dua atau tiga minggu, yang kemudian digantikan oleh IgG yang berlangsung selama hidup dan memberikan kekebalan abadi kepada orang tersebut.
Immunoglobulin G atau IgG merupakan antibodi yang ditemukan paling melimpah dalam tubuh manusia. Ia ditemukan dalam semua cairan tubuh dan melindungi tubuh manusia terhadap serangan bakteri dan virus.. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe. Molekul IgG dibentuk dan diedarkankan oleh sel plasma dalam 4 sub-tipe IgG1, IgG2, IgG3, IgG4.

IgG adalah antibodi pertama yang terlibat dalam respon imunitas lanjutan. Keberadaan IgG tertentu pada umumnya diartikan sebagai puncak respon antibodi terhadap antigen

Pada waktu pertama kali terinfeksi (infeksi primer), tubuh manusia akan membentuk senyawa protein IgM (Immunoglobulin M) sebagai reaksi terhadap masuknya mahluk asing ke dalam tubuh. Senyawa protein ini dalam waktu relatif singkat langsung terbentuk begitu tubuh terkena infeksi. Antibodi IgM akan muncul di minggu pertama terjadinya infeksi, mencapai puncak pada satu bulan, kemudian mengalami penurunan. Pada beberapa individu, IgM dapat tetap terdeteksi beberapa tahun setelah infeksi primer. Namun, secara perlahan-lahan, IgM ini akan menghilang dalam waktu 1-24 bulan kemudian dan bisa timbul lagi bila yang bersangkutan terinfeksi kembali.

Kira-kira 4 minggu setelah terjadinya infeksi primer akan terbentuk pula IgG (Immunoglobulin G) yang merupakan suatu zat penangkis atau kekebalan tubuh. IgG ini juga merupakan protein dengan berat molekul besar. Adanya IgG menunjukkan bahwa dalam tubuh telah terbentuk kekebalan. Jadi, bila titer/angkanya positif berarti tubuh telah membentuk kekebalan terhadap mahluk penyebab infeksi. Secara teoretis IgG ini akan menetap di dalam tubuh. Hanya, kadarnya dapat naik atau turun sesuai kondisi kesehatan seseorang. Namun, pada kebanyakan kasus, IgG terus naik dan IgM menetap. 

Interpretasi Ig M dan Ig G
a. bila IgG (-) dan IgM (+)
Kasus ini jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal infeksi. Harus diperiksa kembali 3 minggu kemudian untuk melihat apakah IgG perubah menjadi (+). Bila tidak berubah, maka IgM tidak spesifik, yangbersangkutan tidak terinfeksi Toxoplasma. 

b. bila IgG (-) dan IgM (-)
Belum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi. 

c. bila IgG (+) dan IgM (+)
Kemungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi lampau tapi IgM nya masih terdeteksi (persisten=lambat hilang). Oleh sebab itu perlu dilakukan tes IgG affinity langsung pada serum yang sama untuk memperkirakan kapan infeksinya terjadi, apakah sebelum atau sesudah hamil. Keadaan ini perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan Aviditas IgG. Bila aviditas IgG tinggi, menunjukkan infeksi didapat lebih dari empat bulan yang lalu

d. bila IgG (+) dan IgM (-)
Pernah terinfeksi sebelumnya. Bila pemeriksaan dilakukan pada awal kehamilan, berarti infeksinya terjadi sebelum kehamilan dan saat ini telah memiliki kekebalan. Bagi penderita yang sudah pernah terpapar, nilai IgG tidak akan kembali ke angka negatif or nol.












Kamis, 29 November 2012

Alhamdulillah

begitu banyak pelajaran hidup yg ditemukan dalam bbrp hari ini...dari mulai kecopetan di angkot..bs beli hp penggantinya lagi,,mendapatkan rejeki dari pintu yg tak terduga..kemudahan saat mengurus nomor hp di grapari,,menemukan teman baru yg banyak mengajarkan arti pertemanan n pelajaran kehidupan..semua yg di dapatkan hanya dalam waktu kurang dari 1 minggu,,,tp dapat mengubah kehidupan

ga pernah terbayangkan akan menjadi salah satu dari korban pencopetan di angkot...tp segala sesuatu ada batasan berjodoh sama kita...sudah di tetapkan bb yang sudah 1,5 th menemani...harus berpindah tangan ke org lain...sedih,,pasti iyaa...kepikiran..pasti iya juga,,,tp berusaha mengikhlaskan,,karena pasti ada rencana Allah yg lebih indah di balik itu semua...
pada hari yg sama,,,teman kantor menginfo kan,,ada diskon bb...dan meminjamkan kartu kreditnya untuk membeli bb agar bs dapat hrga promo,,,Alhamdulillah,,,Engkau memberi kemudahan di saat hambamu dalam kesempitan...
hari berikutnya...pengurusan no hape yg sudah lebih 7 thn aku gunakan...di beri kemudahan..urusan beres hanya dalam waktu tidak lebih dr setengah jam...Alhamdulillah..
siangnya..karena kecapekan nangis semalaman,,akhirnya tidur siang..sore di telpon tommy,,di suruh dateng ke bogor...sebenarnya males banget harus ke bogor sore-sore dan dalam keadaan hujan..ternyata di bogor,,tommy udah menyiapkan 4 buah duren,,,Alhamdulillah
saat mau pulang,,,temen mesan scrap..2 lembar,,Alhamdulillah,,rejeki tak terduga...
berkenalan dengan anak udayana,,memberikan aku pelajaran ttg arti persahabatan...sahabat itu org yg selalu ada buat sahabatnya dalam kondisi apapun...rela mengorbankan apapun demi sahabatnya..sahabat yang tidak mengharapkan balasan apa2 dari sahabatnya,,,sahabat yg selalu memikirkan bagaimana nasib sahabatnya...
dari mereka pun dapatkah kata2 yg sedikit konyol,,tp begitulah apa adanya..."ngapain pelit2,,emang klo pelit bakal tambah kaya gt??"
yupz...bener banget kata2 itu,,,dan sampe kapanpun akan selalu aku ingat..

semoga aku bs jadi sahabat yg baik utk teman2ku...

Terimakasih ya Allah,,,Alhamdulillah..
23 November 2012

good bye my bb...semoga di tangan pemilik yg baru kamu bs lebih terawat...klo ga di rawat dgn baek,,kamu protes aja yaa..hehe...
Alhamdulillah di beri rejeki sm Allah,,,bisa beli penggantinya...

Sungguh Besar nikmat Allah...

Selasa, 20 November 2012

vaksinasi pada kucing




VAKSINASI KUCING



Vaksinasi merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan agar hewan menjadi kebal terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh mikroogranisme misalnya virus, baktri ataupun jamur.  Vaksin merupakan mikroorganisme berupa virus atau bakteri yang telah dilemahkan atau dimatikan.  Hewan kesayangan yang di vaksinasi akan mendapatkan kekebalan terhadap virus atau bakteri. Antibody atau zat kebal dapat menurun dalam jangka waktu tertentu sehingga perlu dilakukan vaksinasi ulang

Pada kucing, terdapat beberapa penyakit dimana angka mortalitas dari penyakit ini tinggi pada kucing.

Feline Upper Respiratory Tract Infection
Virus ini mudah menular, menyebabkan gangguan saluran pernafasan atas, bersin, mata dan hidung berair, hilang nafsu makan. Apabila tidak segera ditangani dapat berakibat kematian. Perlindungan dari virus ini didapat dari vaksin Felocell 3.

Feline Panleukopenia
Mudah menular, menyebabkan diare, muntah, dehidrasi hingga kematian. Paling sering terjadi pada anak kucing. Perlindungannya didapat dari vaksin Felocell 3.


Jadwal Vaksinasi Kucing

1. Umur 8-10 minggu
  • Pemeriksaan umum 
  • Vaksinasi 3 penyakit (tricat) (Feline panleucopenia, Feline rhinotracheitis, Feline calicivirus) atau 4 penyakit (tetracat)  (Feline panleucopenia, Feline rhinotracheitis, Feline calicivirus, Chlamydia)
  • Pemberian obat cacing

2. Umur 12-14 minggu
  • Pemeriksaan umum 
  • Vaksinasi Ulangan 3 penyakit (tricat) (Feline panleucopenia, Feline rhinotracheitis, Feline calicivirus) atau 4 penyakit (tetracat)  (Feline panleucopenia, Feline rhinotracheitis, Feline calicivirus, Chlamydia)

3. Umur 20 minggu
  • Pemeriksaan umum
  • Vaksinasi rabies

4. Khusus untuk kucing umur lebih dari 6 bulan yang belum pernah di vaksin
  • Pemeriksaan umum 
  • Vaksinasi 3 penyakit (tricat) (Feline panleucopenia, Feline rhinotracheitis, Feline calicivirus) atau 4 penyakit (tetracat)  (Feline panleucopenia, Feline rhinotracheitis, Feline calicivirus, Chlamydia) 
  • Vaksinasi rabies

Vaksin tidak langsung menstimulasi kekebalan begitu dilakukan vaksinasi. Pada saat kucing divaksinasi, antigen akan diidentifikasi dan direspon serta diingat oleh system kekebalan tubuh. Pada umumnya proteksi terhadap penyakit belum akan dimulai sampai 5 hari setelah divaksinasi. Proteksi penuh biasanya akan terjadi pada hari ke 14. Pada beberapa kasus, 2 kali atau lebih vaksinasi dengan selang beberapa minggu akan memberikan perlindungan yang baik. Secara umum, modified live vaccines dan vaksin vaksin yang diberikan secara intranasalmemberikan perlindungan yang lebih cepat.

Perawatan Setelah Vaksinasi

Setelah vaksininasi, pet mungkin mengalami lethargic (lesu), tidak mau makan selama 1 - 2 hari dan mungkin ada juga yang mengalami bengkak di area injeksi. Sediakan selalu makanan dan minuman yang cukup, tempat yang hangat dan nyaman, sebaiknya tidak langsung dimandikan (biasanya dokter menyarankan untuk tidak mandi selama 1 minggu setelah vaksin), tidak dibawa menempuh perjalanan jauh atau berpindah tempat.

Anda yang baru mengadopsi atau membeli kucing, biarkan mereka beradaptasi dulu di rumah kita selama 1 minggu sebelum divaksin.

 *dari berbagai sumber



vaksinasi pada anjing


VAKSINASI PADA ANJING

Pemberian vaksinasi pada anjing dimulai pada usia : 6 minggu atau usia 7 minggu karena pada usia 6 minggu immunoglubulin dari induk sudah mulai menurun oleh karena itu perlu diberikan imunologi dari luar ( dilakukan vaksinasi).
Pada anjing terdapat 6 Penyakit yang dapat dicegah dengan Vaksinasi, yaitu: Parvo Virus, Leptospirosis, Infectious Canine Hepatitis, Kennel Cough, dan Rabies. Dua diantara Penyakit tersebut yaitu Leptospirosis danRabies bersifat zoonosis / menularkan pada manusia. Anak anjing dapat menerima Vaksinasi terhadapPenyakit-penyakit tersebut secara bertahap sesuai dengan perkembangan umumnya.

Canine Parvovirus
Virus ini mudah menular, apabila tidak segera ditangani dapat berakibat fatal dan berakhir dengan kematian. Perlindungan terhadap virus ini terdapat pada Vaksin VP CPV, VP 5/L dan VP 5/CV-L.

Canine Distemper
Virus mudah menular dan fatal. Gejala anjing yang terkena distemper antara lain hilang nafsu makan, mata dan hidung berair, batuk maupun gejala syaraf. Anjing yang mampu berahan dari serangan virus ini umumnya mengalami kerusakan syaraf. Perlindungannya didapat dari vaksin VP 5/L dan VP 5/CV-L.

Canine Hepatitis
Virus ini menyerang hati dan mudah menular terutama pada anjing yang masih muda. Bisa menyebabkan muntah, hilang nafsu makan dan kekuningan. Perlindungannya terdapat pada vaksin VP 5/L dan VP 5/CV-L.

Vaksin Coronavirus
Virus yang mudah menular, menyebabkan diare ringan. Apabila terjadi infeksi berbarengan dengan parvovirus, akibatnya sangat fatal, diare berdarah yang bisa berakhir dengan kematian. Perlindungannya bisa didapat dari vaksin VP 5/CV-L
Vaksin Leptospirosis
Penyakit ini menyerang fungsi hati dan ginjal. Anjing yang terserang leptospirosis menunjukkan gejala demam, kekuningan dan nyeri otot. Setengah dari anjing yang terserang penyakit ini berakibat fatal. Perlindungan terhadap penyakit ini didapat dari vaksin VP 5/L dan VP 5/CV-L.

Rabies
Penyakit ini menyerang sistem saraf dan mengakibatkan kematian. Dapat menular ke manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi.

6-8 minggu :
# - Vaksinasi DP (Distemper dan Parvovirus)
# - Pemberian obat cacing

10-12 minggu :
# - Vaksinasi PiBr (Parainfluenza dan Bordetella)

14-16 minggu :
# - Vaksinasi DHLPI (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis dan Parvovirus)

20 minggu :
# - Vaksinasi DHLPII+R (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis, Parvovirus dan Rabies)

Setelah vaksinasi diberikan maka titer antibodi baru akan tercapai maksimal setelah 14 hari. Oleh karenanya anjing yang baru menerima vaksinasi harus benar-benar diperhatikan pemeliharaannya.

Adapun hal-hal yang dapat dilakukan berhubungan dengan vaksinasi antara lain :
1. Anjing yang baru dibeli sebaiknya tidak langsung di vaksin, dan diadaptasikan dulu di rumah selama 1 minggu.
2.Setelah vaksinasi diberikan anjing sebaiknya tidak langsung dipindahkan ke lingkungan baru atau menempuh perjalanan yang jauh.

3.Anjing tidak dimandikan setelah diberikan vaksinasi. Untuk anak sebelum vaksinasinya lengkap sebaiknya tidak dimandikan dulu. Sementara dapat menggunakan dry shampoo yang dijual di toko keperluan hewan.
4.Sedapat mungkin kontak dengan anjing yang belum jelas status kesehatannya dicegah setelah vaksinasi, terutama 2 minggu pertama setelah vaksinasi.

5.Anjing sebaiknya ditempatkan pada lingkungan yang terhindar dari cuaca dingin/hujan. 

untuk pemberian obat cacing diulang setiap 3 bulan sekali,, dosis disesuaikan dengan berat badan.